SEJARAH SHOFA DAN MARWAH
SHOFA DAN MAWAH.
Shofa dan marwah adalah dua bukit yang letaknya di
masjidil haram, makkah. Shofa dan marwah berasal dari bahasa arab yaitu
As-Shofa dan Al-Marwah. Shofa dan Marwah merupakan tempat yang biasanya di
pakai untuk pelaksanaan sa’i dalam ritual ibadah haji maupun umroh.
SEJARAH.
Sejarah shafa-Marwah yang tidak dapat dipisahkan dengan
isteri Nabi ibrahim AS, yaitu Siti hajar dan putranya Ismail AS. Dalam sejarah
islam Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk meninggalkan isteri siti hajar dan
puternya Ismail yang masih bayi sebagai ujian bagi keimanannya. Sewaktu
perbekalan tersebut habis, siti hajar mencari bantuan dan meninggalkan bayinya
di tanah. Siti hajar pergi mencari air dengan pulang pergi dari Bukit Shafa menuju
ke Bukit Marwah, tetapi saat itu siti hajar tidak melihat siapapun di Shafa,
dan Siti Hajar pun pindah ke bukit yang lainnya ke Marwah. Akan tetapi di bukit
itu pun tak tampak apa yang di cari oleh Siti Hajar, sehingga ia terus
bolak-balik sambil berlari dari bukit Shafa-Marwah sampai tujuh sebanyak 7
kali.
Saat kali ketujuh, ketika sampai di Marwah dan Siti Hajar
melihat tanah telah memancar air dari dalam tanah samping putranya yang sedang
menangis. Air itu adalah air Zam-zam.
LOKASI.
Ka’bah merupakan tempat titik tujuan utama shalat bagi
umat muslim di seluruh dunia. Shafa merupakan tempat untuk memulainya ritual
sa’i yang terletak kurang lebih setengah mil dari Ka’bah. Dan Marwahpun
terletak sekitar 100 yard dari Ka’bah. Jarak antara Bukit Shafa ke Bukit Marwah
sekitar 450 meter, sehingga apabila perjalanan sebanyak tujuh kali berjimlah
skitar 3,15 kilometer.
KANDUNGAN DI DALAM Al-QUR’AN
Shofa dan Marwah yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. “Maka
barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji atau umroh ke Baitulloh, maka tiada
dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah : 158).
Tempat lokasi dalam umroh dan haji.
1. Makkah
Al Mukaromah
Di
kota Makkah terdapat sebuah bangunan yang bernama masjidil haram dan di
dalamnya terdapat Ka’bah yang merupakan kiblat bagi umat seluruh umat muslim di
seluruh dunia. Makkah merupakan sebuah tempat pembuka dan penutup dalam
rangkaian perjalanan ibadah haji.
2. PADANG
ARAFAH
Padang
Arafah terletak di sebelah timur kota Makkah, dan dikenal sebagai lokasi
pusatnya haji, yang ditunaikannya ibadah Wukuf di lokasi tersebut di setiap
tanggal 9 dzulhijah di setiap tahunnya. Arafah merupakan wilayah yang luas dan
terbuka di bagian timur luar kota Makkah, Arab Saudi. Pada tanggal 9 Dzulhijah
lebih dari 2 juta umat islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Padang
Arafah untuk melakukan inti ibadah haji yaitu ibadah wukuf. Di padang arafah
terdapat tempat pertemuan antara nabi adam dan hawa yaitu Jabal Rahmah.
3. KOTA
MINA
Di
kota Mina merupakan tempat berdirinya tugu yang disebut dengan Jumroh. Jumroh
merupakan tempat dilaksanakannya melontarkan batu ke tugu tersebut sebagai
simbol tindakan yang dilakukan nabi ibrahim ketika mengusir setan. Dan di tugu
tersebut terdapat 3 jumroh yaitu antara lain jumroh Aqabah, jumroh Ula, dan
jumroh Wustha.
4. Muzdalifah
Muzdalifah terletak di dekat Mina dan Arafah, dan dikenal
sebagai lokasi para jama’ah haji menjalankan mabit dan mengumpulkan bebatuan
untuk melaksanakan ibadah jumroh di Mina. Muzdalifah merupakan wilayah yang
terbuka di antara makkah dan mina dan di situlah para jama’ah haji bersinggah
dan bermalam setelah bertolak dari Arafah. Muzdalifah memiliki luas sekitar
12,25 km dan terletak di antara Mazamain Arafah dan Lembah Muhassir. Di
Muzdalifah rambu untuk sebagai pembatas untuk menandai batas awal dan batas
akhir Muzdalifah. Setelah menunaikan ibadah wukuf Jama’ah haji bergerak menuju
Muzdalifah sesudah terbenamnya matahari.
Hukum
bermalam di muzdalifah hukumnya wajib di dalam ibadah haji, dan barang siapa
yang tidak bermalam maka akan dikenakan untuk membayar dam. Sesudah
melaksanakan sholat shubuh, jama’ah haji berangkat ke Mina. Jarak
muzdalifah tidak jauh untuk sampai ke Mina, dan kegiatan bermalam di Arafah
mota muzdalifah disebut dengan mabit (bermalam).
5. MADINAH
Madinah
merupakan kota suci ke dua kaum muslimin. Di madinahlah terdapat makam Nabi
Muhammad SAW di kebumikan yaitu terletak di Masjid Nabawi. Di kota madinah para
jama’ah haji biasanya menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad
SAW dan menunaikan shalat di Masjid Nabawi yang letaknya kurang lebih sekitar
330 km utara dari Makkah.
Ibadah
Sa’i adalah berjalan kaki dan berlari-lari kecil di antara Bukit Shafa dan
Bukit Marwah, sebanyak tujuh kali (bolak-balik) dari Bukit Shafa ke Bukit
Marwah dan sebaliknya. Dan, ketika melintasi Bathnul Waadi, yaitu kawasan yang
terletak di antara Bukit Shafa dan Marwah (saat ini ditandai dengan lampu neon
berwarna hijau), para jamaah pria disunahkan untuk berlari-lari kecil,
sedangkan untuk jamaah wanita berjalan cepat.
Jauh
sebelum perintah ibadah haji dilaksanakan, Bukit Shafa dan Marwah telah menjadi
saksi sejarah perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari kehausan
puluhan abad silam.
Sewaktu Ismail dan ibunya (Siti Hajar) hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali.
Saat yang ketujuh (terakhir), ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya di bawah telapak kaki Ismail. Air itu adalah air zam-zam.
Sewaktu Ismail dan ibunya (Siti Hajar) hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali.
Saat yang ketujuh (terakhir), ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya di bawah telapak kaki Ismail. Air itu adalah air zam-zam.
Ibadah
Sa’i ini terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 158:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya
Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barang siapa yang
beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya
mengerjakan sai antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu
kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Dalam Tafsir ILMA Surah
Al-Baqarah,
kandungan ayat 158, disebutkan:
Ibunda Hajar dan bayinya
(Nabi Isma’il a.s.) tinggal di gurun pasir yang sepi. “Oaaa … oaaa …!” si Bayi menangis kehausan. Ibunda Hajar bingung dan merasa takut. Lalu, dia berdoa. Setelah berdoa, dia pun berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah untuk mencari air. Sementara itu, kaki si Bayi yang meronta-ronta telah menepikan pasir di sekitarnya. Dari sana, memancarlah air. Peristiwa ini diabadikan saat ibadah haji (sa’i) agar manusia bisa belajar dari perjuangan Ibunda Hajar dalam mengatasi kesulitan. Ini bukti semangat
tidak pernah mati.
Ibunda Hajar dan bayinya
(Nabi Isma’il a.s.) tinggal di gurun pasir yang sepi. “Oaaa … oaaa …!” si Bayi menangis kehausan. Ibunda Hajar bingung dan merasa takut. Lalu, dia berdoa. Setelah berdoa, dia pun berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah untuk mencari air. Sementara itu, kaki si Bayi yang meronta-ronta telah menepikan pasir di sekitarnya. Dari sana, memancarlah air. Peristiwa ini diabadikan saat ibadah haji (sa’i) agar manusia bisa belajar dari perjuangan Ibunda Hajar dalam mengatasi kesulitan. Ini bukti semangat
tidak pernah mati.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !