Home » » Shofa Dan Marwah

Shofa Dan Marwah

Written By multazam on Selasa, 28 Oktober 2014 | 21.32



SEJARAH SHOFA DAN MARWAH



SHOFA DAN MAWAH.
Shofa dan marwah adalah dua bukit yang letaknya di masjidil haram, makkah. Shofa dan marwah berasal dari bahasa arab yaitu As-Shofa dan Al-Marwah. Shofa dan Marwah merupakan tempat yang biasanya di pakai untuk pelaksanaan sa’i dalam ritual ibadah haji maupun umroh.
SEJARAH.
Sejarah shafa-Marwah yang tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi ibrahim AS, yaitu Siti hajar dan putranya Ismail AS. Dalam sejarah islam Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk meninggalkan isteri siti hajar dan puternya Ismail yang masih bayi sebagai ujian bagi keimanannya. Sewaktu perbekalan tersebut habis, siti hajar mencari bantuan dan meninggalkan bayinya di tanah. Siti hajar pergi mencari air dengan pulang pergi dari Bukit Shafa menuju ke Bukit Marwah, tetapi saat itu siti hajar tidak melihat siapapun di Shafa, dan Siti Hajar pun pindah ke bukit yang lainnya ke Marwah. Akan tetapi di bukit itu pun tak tampak apa yang di cari oleh Siti Hajar, sehingga ia terus bolak-balik sambil berlari dari bukit Shafa-Marwah sampai tujuh sebanyak 7 kali.
Saat kali ketujuh, ketika sampai di Marwah dan Siti Hajar melihat tanah telah memancar air dari dalam tanah samping putranya yang sedang menangis. Air itu adalah air Zam-zam.
LOKASI.
Ka’bah merupakan tempat titik tujuan utama shalat bagi umat muslim di seluruh dunia. Shafa merupakan tempat untuk memulainya ritual sa’i yang terletak kurang lebih setengah mil dari Ka’bah. Dan Marwahpun terletak sekitar 100 yard dari Ka’bah. Jarak antara Bukit Shafa ke Bukit Marwah sekitar 450 meter, sehingga apabila perjalanan sebanyak tujuh kali berjimlah skitar 3,15 kilometer.

KANDUNGAN DI DALAM Al-QUR’AN
Shofa dan Marwah yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. “Maka barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji atau umroh ke Baitulloh, maka tiada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah : 158).

Tempat lokasi dalam umroh dan haji.
1.       Makkah Al Mukaromah
Di kota Makkah terdapat sebuah bangunan yang bernama masjidil haram dan di dalamnya terdapat Ka’bah yang merupakan kiblat bagi umat seluruh umat muslim di seluruh dunia. Makkah merupakan sebuah tempat pembuka dan penutup dalam rangkaian perjalanan ibadah haji.

2.       PADANG ARAFAH
Padang Arafah terletak di sebelah timur kota Makkah, dan dikenal sebagai lokasi pusatnya haji, yang ditunaikannya ibadah Wukuf di lokasi tersebut di setiap tanggal 9 dzulhijah di setiap tahunnya. Arafah merupakan wilayah yang luas dan terbuka di bagian timur luar kota Makkah, Arab Saudi. Pada tanggal 9 Dzulhijah lebih dari 2 juta umat islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah untuk melakukan inti ibadah haji yaitu ibadah wukuf. Di padang arafah terdapat tempat pertemuan antara nabi adam dan hawa yaitu Jabal Rahmah.
3.       KOTA MINA
Di kota Mina merupakan tempat berdirinya tugu yang disebut dengan Jumroh. Jumroh merupakan tempat dilaksanakannya melontarkan batu ke tugu tersebut sebagai simbol tindakan yang dilakukan nabi ibrahim ketika mengusir setan. Dan di tugu tersebut terdapat 3 jumroh yaitu antara lain jumroh Aqabah, jumroh Ula, dan jumroh Wustha.

4.       Muzdalifah
Muzdalifah terletak di dekat Mina dan Arafah, dan dikenal sebagai lokasi para jama’ah haji menjalankan mabit dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumroh di Mina. Muzdalifah merupakan wilayah yang terbuka di antara makkah dan mina dan di situlah para jama’ah haji bersinggah dan bermalam setelah bertolak dari Arafah. Muzdalifah memiliki luas sekitar 12,25 km dan terletak di antara Mazamain Arafah dan Lembah Muhassir. Di Muzdalifah rambu untuk sebagai pembatas untuk menandai batas awal dan batas akhir Muzdalifah. Setelah menunaikan ibadah wukuf Jama’ah haji bergerak menuju Muzdalifah sesudah terbenamnya matahari. 
Hukum bermalam di muzdalifah hukumnya wajib di dalam ibadah haji, dan barang siapa yang tidak bermalam maka akan dikenakan untuk membayar dam. Sesudah melaksanakan  sholat shubuh, jama’ah haji berangkat ke Mina. Jarak muzdalifah tidak jauh untuk sampai ke Mina, dan kegiatan bermalam di Arafah mota muzdalifah disebut dengan mabit (bermalam).

5.       MADINAH
Madinah merupakan kota suci ke dua kaum muslimin. Di madinahlah terdapat makam Nabi Muhammad SAW di kebumikan yaitu terletak di Masjid Nabawi. Di kota madinah para jama’ah haji biasanya menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan menunaikan shalat di Masjid Nabawi yang letaknya kurang lebih sekitar 330 km utara dari Makkah.


Ibadah Sa’i adalah berjalan kaki dan berlari-lari kecil di antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah, sebanyak tujuh kali (bolak-balik) dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah dan sebaliknya. Dan, ketika melintasi Bathnul Waadi, yaitu kawasan yang terletak di antara Bukit Shafa dan Marwah (saat ini ditandai dengan lampu neon berwarna hijau), para jamaah pria disunahkan untuk berlari-lari kecil, sedangkan untuk jamaah wanita berjalan cepat.
Jauh sebelum perintah ibadah haji dilaksanakan, Bukit Shafa dan Marwah telah menjadi saksi sejarah perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari kehausan puluhan abad silam.
Sewaktu Ismail dan ibunya (Siti Hajar) hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali.
Saat yang ketujuh (terakhir), ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya di bawah telapak kaki Ismail. Air itu adalah air zam-zam.
Ibadah Sa’i ini terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 158:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Dalam Tafsir ILMA Surah Al-Baqarah, kandungan ayat 158, disebutkan:
Ibunda Hajar dan bayinya
(Nabi Isma’il a.s.) tinggal di gurun pasir yang sepi. “Oaaa … oaaa …!” si Bayi menangis kehausan. Ibunda Hajar bingung dan merasa takut. Lalu, dia berdoa. Setelah berdoa, dia pun berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah untuk mencari air. Sementara itu, kaki si Bayi yang meronta-ronta telah menepikan pasir di sekitarnya. Dari sana, memancarlah air. Peristiwa ini diabadikan saat ibadah haji (sa’i) agar manusia bisa belajar dari perjuangan Ibunda Hajar dalam mengatasi kesulitan. Ini bukti semangat
tidak pernah mati.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Masjidil haram

Masjidil haram

AKTIFITAS PENGUNJUNG

Total Pengunjung

 
Support : Creating Website |Template| Wahyukris

Proudly powered by Blogger

Copyright © 2014. PT. MULTAZAM TOUR & TRAVEL PARE KEDIRI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Template