Home » » Ka'bah

Ka'bah

Written By multazam on Selasa, 28 Oktober 2014 | 21.56



Ka’bah



Ka’bah merupakan kiblat shalat umat Islam. Ka’bah yang berbentuk kubus ini merupakan bangunan utama diatas bumi yang digunakan untuk menyembah Allah SWT.Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 90, yang artinya :
“Sesungguhnya permulaan rumah yang dibuat manusia untuk tempat beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Makkah), yang dilimpahi berkah dan petunjuk bagi alam semesta”.
Ka’bah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul ‘Atiq (Rumah Kemerdekaan). Dibangun berupa tembok segi empat yang terbuat dari batu-batu besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Makkah. Baitullah ini dibangun diatas dasar fondasi yang kokoh.
Dinding-dinding sisi Ka’bah ini diberi nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap. terkecuali satu dinding yang diberi nama “Rukun Hajar Aswad”.
Adapun keempat dinding atau sudut (rukun) tersebut adalah :
·         Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak)
·         Sebelah Barat Rukum Syam (Suriah)
·         Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman)
·         Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad).
Keempat sisi Ka’bah ditutup dengan selubung yang dinamakan Kiswah. Sejak zaman nabi Ismail, Ka’bah sudah diberi penutup berupa Kiswah ini. Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari sutra asli dan dilengkapi dengan kaligrafi dari benang emas.
Dalam satu tahun Ka’bah ini dicuci dua kali, yaitu pada awal bulan Dzulhijah dan awal bulan Sya’ban. Kiswah diganti sekali dalam setahun.
Masjidil Haram  
Sebagai pusat kota Makkah adalah Masjid Al-Haram, dimana didalamnya terdapat Ka’bah sebagai arah kiblat umat Islam pada waktu shalat. Masjid ini mula-mula dibangun secara permanen oleh Sayyidina Umar bin Al Khattab pada tahun 638 M.
Dari masa kemasa Masjidil Haram selalu mengalami pembaharuan dan perluasan, diprakarsai oleh raja-raja Islam yang memberi perhatian terhadap Masjidil Haram. Pembangunan besar-besaran dalam sejarah diprakarsai oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang bergelar :”Pelayan Dua Tanah Haram Makkah dan Madinah”.
Dikatakan Tanah Haram karena Tanah ini diharamkan bagi umat lain, selain umat Muslim). Saat ini luas Masjid Al Haram 328.000 meter persegi dan dapat menampung 730.000 jama’ah dalam satu waktu shalat berjama’ah.
Masjid ini melingkari Ka’bah, maka pintunya banyak. Ada 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang biasanya buka 24 jam sehari.
Keistimewaan Masjidil Haram banyak sekali, antara lain : Shalat di masjid ini lebih utama daripada shalat seratus ribu kali di masjid lain. Begitupun berdzikir, berdoa, bersedekah dan beramal baik lainnya.
Hajar Aswad  
Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang berada di sudut Tenggara Ka’bah, yaitu sudut dimana tempat Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan batu yang diturunkan Allah SWT. dari Surga melalui malaikat Jibril.
Hajar Aswad berupa kepingan batu yang terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan direkat dengan lingkaran perak.
Dalam salah satu riwayat Bukhari-Muslim, diterangkan bahwa Sayyidina Umar, sebelum mencium Hajar Aswad mengatakan, “Demi Allah, aku tahu bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak dapat berbuat apa-apa.Kalau aku tidak melihat Rasulullah SAW. mencium-mu, tidak akan aku menciummu”.
Jadi mencium Hajar Aswad bukanlah suatu kewajiban bagi umat Islam, tapi merupakan anjuran dan hukumnya sunnah. Maka kalau keadaan tidak memungkinkan karena penuhnya orang berdesakan, sebaiknya urungkan saja niat untuk mencium atau mengusap batu ini.
Hijr Ismail  
Hijr Ismail, berdampingan dengan Ka’bah dan terletak di sebelah utara Ka’bah, yang dibatasi oleh tembok berbentuk setengah lingkaran setinggi 1,5 meter. Hijr Ismail itu pada mulanya hanya berupa pagar batu yang sederhana saja. Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa mengganti pagar batu itu dengan batu marmer.
Hijr Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.
Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebagian dari Hijr Ismail itu adalah termasuk dalam Ka’bah. Ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ‘Aisyah r.a. yang berbunyi : ‘Dari ‘Aisyah r.a. katanya; “Aku sangat ingin memasuki Ka’bah untuk melakukan shalat didalamnya. Rasulullah S.A.W. membawa Siti ‘Aisyah ke dalam Hijir Ismail sambil berkata ” Shalatlah kamu disini jika kamu ingin shalat di dalam Ka’bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka’bah.
Shalat di Hijr Ismail adalah sunnah, dalam arti tidak wajib dan tidak ada kaitan dengan rangkaian kegiatan ibadah Haji atau ibadah Umroh.
Maqam Ibrahim  
Maqam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat sebagian orang. Maqam Ibrahim adalah batu pijakan pada saat Nabi Ibrahim meninggikan pondasi Ka’bah. Letak Maqam Ibrahim ini tidak jauh, hanya sekitar 3 meter dari Ka’bah dan terletak di sebelah timur Ka’bah.
Saat ini Maqam Ibrahim seperti terlihat pada foto di atas. Di dalam bangunan kecil ini terdapat batu tempat pijakan Nabi Ibrahim seperti dijelaskan di atas. Pada saat pembangunan Ka’bah batu ini berfungsi sebagai pijakan yang dapat naik dan turun sesuai keperluan nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim masih nampak dan jelas dilihat.
Atas perintah Khalifah Al Mahdi Al Abbasi, di sekeliling batu Maqam Ibrahim itu telah diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk sangkar burung.
Multazam  
Multazam merupakan dinding Ka’bah yang terletak di antara Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah. Tempat ini merupakan tempat utama dalam berdoa, yang dipergunakan oleh jama’ah Haji dan Umroh untuk berdoa/bermunajat kepada Allah SWT. setelah selesai melakukan tawaf.
Saat bermunajat di depan Multazam ini, Jarang orang tidak meneteskan air mata disini, terharu karena kebesaran Illahi. Multazam ini insya Allah merupakan tempat yang mustajab dalam berdoa, insya Allah doa dikabulkan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Antara Rukun Hajar Aswad dan Pintu Ka’bah, yang disebut Multazam. Tidak seorangpun hamba Allah yang berdoa ditempat ini tanpa terkabul permintaannya.”
Mata Air Zam-Zam  
Air Zamzam berasal dari mata air Zamzam yang terletak dibawah tanah, sekitar 20 meter disebelah Tenggara Ka’bah. Mata air atau Sumur ini mengeluarkan Air Zamzam tanpa henti. Diamanatkan agar sewaktu minum air Zamzam harus dengan tertib dan membaca niat. Saat minum air Zamzam kita menghadap Ka’bah.
Sumur Zamzam mempunyai riwayat yang tersendiri. Sejarahnya tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail AS. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum, maka Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali. Namun tidak berhasil menemukan air setetespun karena tempat ini hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air dan belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail.
Penjelasan tentang sejarah ini adalah sbb :
Saat Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Ismail tiba di Makkah, mereka berhenti di bawah sebatang pohon yang kering. Tidak berapa lama kemudian Nabi Ibrahim AS. meninggalkan mereka.
Siti Hajar yang memperhatikan sikap suaminya yang mengherankan itu lalu bertanya ; “Hendak kemanakah engkau, Ibrahim? Sampai hatikah engkau meninggalkan kami berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini?”.
Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim AS. tidak menjawab sepatah kata pun. Siti Hajar bertanya lagi ; “Apakah ini memang perintah dari Allah? “Barulah Nabi Ibrahim menjawab, “ya”. Mendengar jawaban suaminya yang singkat itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram. Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun ditempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.
Selang beberapa hari, air yang dari Nabi Ibrahim As. habis. Siti Hajar berusaha mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit Safa dan Marwah berulang kali sehingga kali ketujuh (terakhir) ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju kearah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air yang memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.
Air Zamzam yang merupakan berkah dari Allah SWT, mempunyai keistimewaan dan keberkatan dengan izin Allah SWT., yang bisa menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga serta mengenyangkan perut yang lapar. Keistimewaan dan keberkatan itu disebutkan pada hadits Nabi, dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah SAW. bersabda : “sebaik-baik air di muka bumi ialah air Zamzam. Air Zamzam merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit”.
Safa dan Marwah  
Safa dan Marwah merupakan dua bukit yang terletak dekat dengan Ka’bah. Sejarah Safa-Marwah tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim As, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail As. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Safa ke Bukit Marwah sebanyak 7 kali.
Saat kali ketujuh (terakhir). Ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju kearah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.
Masjid Nabawi  
Disebut Masjid Nabawi karena Nabi Muhammad SAW. selalu menyebutnya dengan kalimat, “Masjidku”, pada setiap kali beliau menerangkan tentang sebuah masjid yang sekarang berada di pusat kota Madinah. Rasulullah bersabda, “Shalat di masjidku ini lebih utama daripada shalat seribu kali di masjid lain, kecuali Masjidil Haram”.
Dalam satu riwayat lain, Rasulullah bersabda, “Barang siapa shalat di masjidku 40 waktu tanpa terputus, maka ia pasti selamat dari neraka dan segala siksa dan selamat dari sifat munafik”.
Masjid ini didirikan oleh Rasul SAW. dan sahabat-sahabat pada tahun pertama hijrah (622 M) seluas 1050 meter persegi, yaitu persis di sebelah barat rumah Rasul, yang sekarang rumah itu menjadi makam Rasul SAW dan termasuk dalam bangunan masjid.
Berziarah ke masjid Nabawi ini adalah masyru’ (diperintahkan) dan termasuk ibadah. Penyataan ini sesuai dengan sabda Rasulullah : “Janganlah kau mementingkan bepergian kecuali kepada tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa”.
Makam Rasulullah SAW  
Makam (pusara) Rasullullah SAW terletak di sebelah Timur Masjid Nabawi. Di tempat ini dahulu terdapat dua rumah, yaitu rumah Rasulullah SAW. bersama Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah.
Sejak Rasulullah SAW. wafat pada tahun 11 H (632 M), rumah Rasullullah SAW. terbagi dua. Bagian arah kiblat (Selatan) utk makam Rasulullah SAW. dan bagian Utara utk tempat tinggal Aisyah.
Sejak tahun 678 H. (1279 M) diatasnya dipasang Kubah Hijau (Green Dome). Dan sampai sekarang Kubah Hijau tersebut tetap ada. Jadi tepat di bawah Kubah Hijau itulah jasad Rasullullah SAW. yang mulia dimakamkan. Disitu juga dimakamkan kedua sahabatnya, yaitu Abu Bakar (Khalifah Pertama) dan Umar (Khalifah Kedua) yang dimakamkan di bawah kubah, berdampingan dengan makam Rasulullah SAW.
Arafah  
Arafah merupakan tempat yang sangat penting pada ibadah Haji, dimana di Arafah ini jama’ah haji harus melakukan Wukuf. Wukuf merupakan rukun Haji dan tanpa melaksanakan Wukuf di Arafah maka hajinya tidak sah.
Keadaan di Arafah ini merupakan replika di Padang Mahsyar saat manusia dibangkitkan Allah SWT pada hari yang tak diragukan lagi. Saat itu semua manusia sama dihadapan Allah SWT., yang membedakan hanyalah kualitas imannya.
Wukuf secara harfiah berarti berdiam diri. Wukuf di Arafah adalah berada di Arafah pada waktu antara tergelincirnya matahari (tengah hari) tanggal 9 Dzulhijah sampai matahari terbenam dengan berpakaian ihram. Pada saat wukuf disarankan untuk memperbanyak doa sambil menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan. Juga memperbanyak taubat memohon ampunan kepada Allah SWT., sebab saat wukuf adalah saat yang utama untuk berdoa, memohon ampun dan bertaubat.
Selain itu juga perbanyak ibadah lainnya seperti membaca Al Qur’an, takbir, tahmid, tahlil dan sebagainya. Selama wukuf jangan sampai melakukan sesuatu yang tidak pantas atau tidak sesuai dengan kesucian ibadah saat Wukuf.
Adapun keutamaan Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Doa yang paling baik adalah doa di hari Arafah”.
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW. juga bersabda, “Tidak ada hari paling banyak Allah menentukan pembebasan hamba-Nya dari neraka kecuali hari Arafah”.
Arafah berjarak sekitar 25 km disebelah Tenggara Makkah dan merupakan padang pasir yang amat luas dan di bagian belakang dikelilingi bukit-bukit batu yang membentuk setengah lingkaran, saat ini sudah ditanami dengan pohon-pohon.
Pada musim haji di bawah pohon-pohon inilah dipasang tenda. bagi yang tidak kebagian tenda cukup berteduh di bawah pohon. Untuk mengurangi panas di setiap sekitar 20 meter dipasang pipa setinggi 6 meter yang diatasnya memancar air halus yang mirip gerimis, dengan tujuan menurunkan suhu disekitarnya.
Pancaran air ini sangat bermanfaat dan dapat mengurangi banyaknya jama’ah yang terkena high stroke (tiba-tiba lemas karena matahari yang panas)
Muzdalifah
Setelah matahari terbenam (mulai masuk tanggal 10 Dzulhijah), dari Arafah berangkat ke Muzdalifah. Shalat Maghrib dan Isya dikerjakan di Muzdalifah dengan cara jama’ takhir qashar.
Muzdalifah terletak antara Arafah dan Mina. Di Muzdalifah ini jama’ah haji bermalam (mabit) dan mengambil 70 atau 49 butir batu kecil untuk persiapan lempar jumroh di Mina. Shalat Subuh dilaksanakan berjama’ah di Muzdalifah.
Setelah shalat subuh, meninggalkan Muzdalifah menuju Mina untuk melempar jumroh. Bagi orang tua dan yang lemah/sakit boleh meninggalkan Muzdalifah pada malam hari setelah lewat tengah malam baru menuju Mina.
Mina  
Mina merupakan lokasi di Tanah Haram Makkah (Tanah yang diharamkan bagi orang selain Muslim). Mina didatangi oleh jama’ah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jama’ah haji tinggal disini sehari semalam sehingga dapat melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah shalat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jama’ah haji berangkat ke Arafah. Amalan seperti ini dilakukan Rasulullah SAW. saat berhaji dan hukumnya sunnah. Artinya tanggal 9 Dzulhijah sebelum ke Arafah, tidak wajib bermalam di Mina.
Jama’ah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan Wukuf di Arafah. Jama’ah haji ke Mina lagi karena akan melempar jumroh. Di Mina ini, pada malam hari tidur dan pada siang hari melempar jumroh. Yaitu tanggal 10, 11, 12 Dzulhijah bagi jama’ah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau tanggal 10, 11, 12, 13 dzulhijah bagi jama’ah yang melaksanakan Nafar Tsani. Untuk tanggal di atas, amalan bermalam dan melempar jumroh merupakan amalan wajib haji (yang jika tidak dilakukan, harus membayar dam atau denda).
Pada hari-hari biasa, Mina kosong tidak berpenduduk, walaupun terlihat bangunan permanen. Namun pada tanggal 10 Dzulhijah dan beberapa hari sebelumnya dipadati para jama’ah haji.
Tanah di Mina tidak boleh dimiliki oleh perorangan, yang boleh adalah menempati untuk keperluan ibadah saja. Sesuai dengan riwayat isteri nabi, Aisyah ra., “Ya Rasullullah SAW., perlukah kami buatkan di Mina untuk anda berteduh?”, Rasulullah SAW. menjawab, “Jangan, sesungguhnya Mina adalah tempat duduk orang yang lebih dahulu datang”.
Tempat atau lokasi melempar jumroh terdapat di Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula.
Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan binatang kurban. Di Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Rasulullah SAW. melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah Haji.
Mekkah
Sesungguhnya, kota Mekkah merupakan suatu kota yang memiliki tempat khusus nan agung, baik dalam agama maupun dalam sejarah, Allah SWT telah memilihnya menjadi tempat dibangunnya Ka'bah; tempat tinggal ismail AS, dan Ibunya Hajar AS; tempat yang menjadi tujuan para Nabi, rasul dan orang-orang sholeh. Disana juga terdapat Masjidil Haram, masjid dimana setipa orang mendambahkan dan bersusah payah untuk mengunjunginya, serta menjadi kiblat umat islam sepanjang masa. Di Mekkah itu pula, penutup para Nabi dan rasul dilahirkan dan diutus oleh Allah SWT untuk mengemban risalahNya yaitu Muhammad SAW, kekasih dan junjungan kita semua.

Mekkah atau Makkah al-Mukarramah,atau juga dikenal dengan nama Makkah adalah kota utama di Arab Saudi yang merupakan kota tujuan utama kaum muslim dalam menunaikan ibadah haji. Di sana terdapat bangunan utama Ka'bah yang merupakan patokan arah kiblat untuk shalat kaum muslimin di seluruh dunia serta prosesi Ibadah haji. Keutamaan kota Mekkah selain tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW juga terdapat Masjidil Haram dengan Ka'bah di dalamnya di mana sabda Nabi:
"Shalat di masjidil Haram memiliki pahala 100.000 x"

Mekkah yang secara geografis terletak diantara 39-40 BT dan 21-22 derajat adalah kota pertama kali ada di bumi ini, karena disinilah manusia pertama Nabi Adam diturunkan dan hidup bersama pasangannya Siti Hawa. Dari sinilah keturunan anak manusia pertama itu berkembang ke segala arah penjuru dunia. Ketika Nabi Adam pertama kali tinggal disini, Beliau minta kepada Allah agar diselamatkan dari godaan iblis yang telah mencelakakannya disurga. Do’a nabi Adam terkabul, kemudian para Malaikat turun ke bumi mengelilingi tempat nabi Adam untuk menjaga agar iblis tidak dapat mencapainya, lantas tempat para Malaikat berjaga itulah yang kemudian menjadi batas Tanah Haram.

KEUTAMAAN-KEUTAMAAN MEKKAH
Diantara keutamaan-keutamaan Mekkah ialah karena Allah SWT telah memilihnya sebagai:
1. Tempat dibangunnya Rumah Allah ( Baitullah )
2. Kota kelahiran dan kenabian Muhammad SAW penutup para Rasul
3. Tempat beribadah para hambaNya serta adanya kewajiban atas mereka untuk mengunjunginya, baik dari jauh maupu dekat
4. Tempat yang dijadikan Allah SWT sebagai Tanah suci yang aman, tidak boleh ada pertumpahan darah
5. Tempat yang mustajab untuk; barangsiapa berdoa didalamnya, maka Allah akan mengabulkannya.

MEKKAH DALAM AL-QUR'AN
1. Makkah
"Dan Dialah yang menahan tangan mereka dan (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dan (membinasakan) mereke ditengah kota Mekkah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka") QS Al Fath 48:24
2. Bakkah,
" Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia" QS Al Imran/ 3:96
Ada 4 pendapat mengenai Bakkah,yaitu
- Bagian bumi dimana terdapat Ka'bah
- Sekitar Baitullah
- Masjidil Haram dan Ka'bah karena Makkah ialah nama untuk daerah haram (daerah suci) seluruhnya
- Bakkah atau Makkah sama saja
3. Ummul Qura (Perkampungan Tua)
" Dan ini (Al-quran) adalah kitab yang telah kami turunkan yang diberkahi;membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang disekitarnya" QS Al An'am/6;29 disebut juga dalam surat Al Syura " Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka"
4. Al Balad (Negeri)
"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata " Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala" QS Ibrahim/14;35
Dalam surat lain disebutkan "Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekkah) dan kamu (Muhammad) bertempat dikota Mekkah ini" QS Al Balad/90;1-2
5. Al Balad al Amin (Negeri yang aman)
"Dan demi kota (Mekkah) ini yang aman" QS At Tiin/95;3. Menurut Ibn Al-Jauzi bahwa orang yang merasa takut pada masa jahiliyah dan pada masa Islam akan aman berada dalam Mekkah dan orang Arab jika mengatakan kepada sesuatu yang dapat memberikan keamanan menyebutnya dengan 'Al amin'

TANAH HARAM, sampai tahun 8H (623M) Mekkah masih boleh ditempati atau dikunjungi oleh orang nasrani, Yahudi, non muslim lainnya. Tetapi karena orang-orang kafir banyak melakukan tindakan munafik, ingkar janji dan memusuhi serta menodai syiar Islam maka pada tahun 9H berdasarkan firman Allah SWT mereka sama sekali dilarang masuk Mekkah. Firman Allah tersebut berbunyi :

“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini (9H)” Q.S. At Taubah ayat 28

Kota Mekkah akan terus berkembang menjadi amat besar sekali pada hari –hari mendatang namun Tanah Haram atau Tanah Suci


Mekkah tidak akan ikut berkembang karena batasnya sudah ditetapkan, yaitu dari
-Arah utara Masjid Al-Haram +/- 7 km
-Arah selatan +/- 13 km
-Arah barat +/- 25 km
Di Mekkah inilah Ka’bah dan Masjidil Haram ditempatkan oleh Allah, disini pula Adam dan Hawa dipertemukan dan yang lebih penting lagi, disini pula hewan buruan tidak boleh diburu, pepohonan tidak boleh dirusak, tanah dan batunya tidak boleh dibawa keluardan orang non muslim tidak boleh masuk.

Perkembangan kota Mekkah tidak terlepas dari keberadaan Nabi Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah. Pada perkembangannya muncul orang orang Jurhum yang akhirnya tinggal di sana. Pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan pada pasa itu aktivitas perdagangan mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah quraisy adalah Qussai bin kilab kakek ke lima Rasulullah SAW. Leluhur Nabi ini bertanggung jawab atas urusan Hijabah (memegang kunci pintu Ka'bah) ; Siqayah (mengawasi mata air zam-zam) ; Rifadah (menyediakan makan bagi tamu Allah); liwa (mengatur panji-panji perang);Qiyadah (memimpin pasukan perang) kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh Abdul Manaf, Hasyim dan Abdul Muthalib. Nabi Muhammad adalah keturunan langsung dari Nabi Ismail serta Qussai.

Pada tahun 671, Nabi Muhammad SAW lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahilliyah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekkah dalam misi membebaskan kota mekkah tanpa pertumpahan darahyang dikenal dengan (Fathul Makkah).

Pada masa selanjutnya Mekkah berada di bawah administrasi khalifah yang berpusat di Madinah, serta para raja yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Baghadad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki (Usmaniyah) yang ketika itu di bawah Syarif Hussein. Kemudian disatukan di bawah pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz ibnu Saud sampai sekarang yang merupakan pelayan kedua kota suci.

OBJEK ZIARAH DI MEKKAH, objek ziarah di kota Mekkah adalah Jabal Rahmah, Jabal Nur, Gua Hira, Masjid jin, Masjid Mina, Jiranah (tempat miqat nabi setelah perang Hunain), Tan’im (tempat miqat Siti Aisyah), Wadi fatwa (tempat pembibitan kurma, kembang dan sungai), Sumur Zubaidah yang dibangun oleh istri Harun Al Rasyid, dan Hudaibiyah (tempat perjanjian hudaibiyah). Di Mekkah para jamaah bebas berkeliling di masjid jin, Jabal Qubais, Tan’im, Jiranah dll.

Selain Mekkah, kota atau daerah yang digunakan dalam peribadatan haji yakni Mina, Muzdalifah dan Arafah, kemudian terdapat juga kota atau daerah yang digunakan para jemaah haji untuk memulai prosesi haji antara lain Bir Ali yang berada di luar kota Madinah sebagai patokan jamaah yang berasal dari Madinah, serta Qarnul Manazil atau Yalamlam bagi jemaah haji yang masuk dari arah Yaman.

Dilihat dari tata letak benua, jelas bahwa Baitullah yang berada di Mekah benar-benar terletak di tengah-tengah bumi, yang mana jarak dari tiap – tiap benua relative sebanding.Sehingga bila ditinjau dari perjalanan dan perbedaan waktu pada setiap tempat dimanapun keberadaannya dengan waktu Saudi/Mekkah maka orang-orang melakukan sholat fardhu lima waktu akan sambung menyambung seiring dengan perputaran bumi sebagai perhitungan waktu.

Imam Sholat di Masjidil Haram
Bagi Anda yang pernah sholat di Masjidil Haram, insya Allah anda pernah mendengar bacaaan sholat dari Imam Sholat Masjdil Haram yaitu Abdurahman Assudais. Ia telah menghafalkan Al'Quran sejak usia 12 tahun. Bacaan quraanya sangat bagus dan enak di dengar, serta membuat pilu yang mendengarkan, bacaan ayat-ayat Alqur'an dari lisannya membuat kita tersentuh, dan menangis akan keindahan bacaaan Alqur'an yang dilantunkannya. Sehingga kerinduhan kita akan Masjidil haram akan selalu datang dari lubuk hati kita yang paling dalam, SUBHANALLAH, WALHAMDULILLAH, WA LA ILAHA ILLALLAH, WU ALLAHU AKBAR.






Ka'bah

Nama-nama Ka'bah dalam Alquran, Selain sebutan "Ka'bah" itu sendiri, Al quran menyebutnya dalam berbagai nama, diantaranya:
1. Ka'bah
"Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia (QS Al Maidah:97)
Dinamakan dengan Ka'bah karena beberapa sebab
a. bentuknya yang persegi empat, dimana orang arab menyebut setiap rumah berbentuk persegi empat dengan Ka'bah
b. karena ketinggiannya dari tanah
c. karena bangunannya yang terpisah dari bangunan-bangunan lainnya.

2. Al-Bait (Rumah)
" Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia" QS Ali Imran/3;96 terdapat juga dalam ayat-ayat lain seperti QS Al Imran 97, Al Anfal 35, Al Hajj 26 serta Quraisy 3.
Rasulullah pernah ditanya oleh seseorang "Masjid apakah yang pertama kali dibangun dimuka bumi ini?" Rasul menjawab "Masjidil Haram", setelah itu "Masjidil Aqsha". Kemudian Ali bin Abi Thalib menimpalinya "Tadinya hanya rumah biasa, namun merupakan rumah pertama yang dibangun untuk beribadah kepada Allah"

3. Baitullah (Rumah Allah)
Allah menisbatkannya kepada Dzatnya sendiri "Dan ingatlah ketika kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusiadan tempat aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail "Bersihkanlah rumahKu untuk orang-orang yang thawaf,yang itikaf,yang ruku' dan yang sujud QS Al Baqarah 2;125.
Disebutkan juga dalam QS Ibrahim 37 dan Al Hajj 26. Al Qurthubi menegaskan bahwa menisbatkan rumah (Ka'bah) kepada Diri-Nya sendiri adalah dalam rangka mengagungkan dam memuliakan-Nya , yaitu nisbatnya makhluk kepada Penciptanya.

4. Al-Bait al Haram (Rumah Suci)
"Allah telah menjadikan Ka'bah Rumah Suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia..." QS Al Maidah 2.
Menurut Ibn Jauzi dinamakan dengan Haram karena adanya larangan berburu dan mencabut pepohonan di dalamnya, sehingga kesucian nya terjaga. Dan kesuciannya itu meliputi seluruh tanah suci.

5. Al-Bait al-Atiq (Rumah Pusaka),
" Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada bulan mereka, menyempurnakan nazar,nazar, dan hendaklah mereka melakukan thawaf disekeliling Rumah tua itu (Baitullah) QS. Al-Hajj ayat 29.

6. Qiblat.
"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai ( Al-Baqarah ayat 144).

Rumah Allah ini dibangun diatas satu dasar pondasi yang kokoh terbuat dari batu marmer, tebalnya kira-kira 25cm. Berikut ini rincian data fisik Ka’bah sebagai berikut :
- Tinggi seluruh dinding ……………… 15.00 m
- Lebar dinding utara……………………………10.02 m
- Lebar dinding barat……………………………11.58 m
- Lebar dinding selatan………………………10.13 m
- Lebar dinding timur……………………………10.22 m

NAMA DINDING,oleh para pendahulu dinding-dinding tersebut diberi nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri kearah mana dinding menghadap. Terkecuali satu sudut dinding yang diberi nama “Rukun Aswad” karena batu itu terletak disana.

Adapun nama keempat dinding atau sudut (rukun) tersebut adalah sbb :
- Sebelah utara Rukun “Iraqi” (Irak)
- Sebelah Barat Rukun “Syam” (Suriah)
- Sebeleh Selatan Rukin “Yamani” (Yaman)
- Sebelah Timur Rukun “Aswad” (Hajar Aswad)

Keempat dindingnya ditutup oleh semacam kelambu sutra hitam yang disebut Kiswah dan tergantung dari atap sampai ke kaki. Sejak zaman Nabi Ismail, Kabah sudah dibajui atau diberi penutup dan luar yang disebut Kiswah.

KISWAH, tiap tahun kiswah diganti pada waktu upacara haji akan dimulai dan untuk menyemarakkan upacara akbar tahunan itu, Kiswah dipasang lapisan dan disambung dengan kain putih untuk menjadi tanda bahwa Kabah dalam keadaan Ihram. Pada tanggal 10 Zulhijah, ketika Mekah kosong karena jama’ah haji masih berada di Mina, Kiswah dan kain penutup makam Ibrahim diganti dengan yang baru.
Kiswah dihiasi tulisan-tulisan ayat suci Al-quran yang disulam secara khusus dengan benang emas. Salah satu kalimat yang tertera pada sulaman Kiswah itu adalah kalimah syahadat :

Lafaznya : Allah Jalla Jalalah, la ilaha illalah,Muhammad Rasulullah
Artinya : Allah maha agung , tiada Tuhan selain Allah, Muhammad itu pesuruh Allah

PINTU KABAH, pada dinding sebelah Timur disampaing Hajar Aswad terdapat pintu yang diberi nama Al-Burk. Tingginya kira-kira 2 meter dan terbuat dari campuran logam, emas dan perak. Dipintu itu ditatahkan ayat –ayat alqur’an , tentang Ka’bah, haji, shalat dan tauhid. Didalam Ka’bah terdapat 3 buah tiang untuk menopang atap, dan sebuah tangga melalui pintu kecil untuk naik ke atas atap.

KUNCI KA'BAH, pada mulanya kunci Ka'bah dipegang sendiri oleh nabi Ismail kemudian diwariskan kepada putranya Tsabit dan diteruskan kepada anak-anaknya. Lalu diberikan lagi kepada Jurhum, paman-pamannya dari garis ibu, sebelum akhirnya sampai kepada Khaza'ah dan seterusnya hingga sampailah ketangan Qushai ibn Kilab kakek keempat nabi. Setelah pembebasan kota Mekah pada tahun 8H, nabi meminta kunci dari Utsman ibn Tholhah untuk membuka Ka'bah, lalu beliau masuk kedalamnya dan tidak lama kemudian keluar. Ketika keluar itu beliau bersabda; " Ingatlah sesungguhnya setiap darah, harta dan perbuatan sewenang-wenang seperti pada masa Jahiliyah adalah dibawah tanggung jawabku untuk mengurusnya, kecuali pekerjaan memberi minum orang-orang yang sedang haji dan menjaga Ka'bah. Sesungguhnya aku telah menetapkan keduanya untuk dikembalikan kepada yang berhak sebagaimana berlaku pada masa Jahiliyah". Ucapan Nabi itu kemudian diikuti dengan turunnya firman Allah "Sesungguhnya Allah telah menyuruhmu untuk menunaikan amanat kepad yang berhak atasnya". Rasulullah lalu memanggil Utsman ibn Thalhah dan mengembalikan kunci kepadanya, "ambillah ini wahai Bani Thalhah untuk selama-lamanya, sehingga tidak ada yang merebutnya kecuali orang zhalim".
Setelah Ibn Thalhah meninggal, kunci tersebut diberikan kepada anak pamannya (dari garis bapak) yaitu Syaibah dan diteruskan kepada anak-anaknya. Dari sinilah kemudian kunci Ka'bah tersebut diwariskan secara turun temurun. Ucapan Nabi mengenai hal ini juga mengisyaratkan adanya kesinambungan dan keabadian keturunan Bani Abi Thalhah, serta keabadian tanggung jawab mereka mengurus dan menjaga Ka'bah sampai hari Kiamat kelak.
Ini ialah bagian dari mu'jizat nabi hingga sekarang. Sebab tugas merawat dan menjaga Ka'bah merupakan tugas paling besar dan mulia yang senantiasa diperebutkan oleh manusia, terutama para penguasa dan tokoh-tokoh masyarakat. Yang demikian itu tidak dikehendaki oleh sang Pemilik jagat Raya ini, sehingga justru menyerahkan kepada Bani Syaibah.
Kunci yang sampai sekarang turun temurun ditangan Bani Syaibah tersebut, mempunyai panjang 40cm dan disimpan dalam tas terbuat dari sutera yang dihias dengan emas murni, dan yang dibuat oleh pabrik Kiswah setiap tahunnya.

GEMBOK PINTU KA'BAH,dibuat pada tahun 1399H mengikuti bentuk gembok lama seperti pada masa Sultan Abdul Hamid al-Utsmani tahun 1309H, dengan beberapa rancangan khusus yang disesuaikan dengan bentuk pintu baru. Gembok ini panjangnya sekitar 34cm dengan lebar setiap sisinya 6cm. Pada setiap sisi tertempel lempengan tembaga kuning berukuran 8x3 cm, dibuat pada masa pemerintahan Khalid ibn Abdul Aziz dari keluarga Sa'ud tahun 1399H.

MULTAZAM, Hajar Aswad terletak dipojok sebelah Timur kira-kira satu setengah meter dari lantai dasar. Dinding antara Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah yang lebarnya kurang dari 2 meter itu diberi nama dinding Multazam. Di sebut demikian karena inilah salah satu dari tiga lokasi atau tempat paling mustajab untuk memanjatkan do’a kepada Allah. Jamaah yang sudah tawaf biasanya berebut untuk memcurahkan isi hati dan menghadap Allah dengan doa – doa yang biasanya diucapkan dengan air mata bercucuran.

ALMIJAN, didekat pintu kira-kira dihadapan makam (batu tempat berdiri) Ibrahim, terdapat tempat yang banyak dipergunakan orang untuk shalat disebut Almijan. Konon disinilah nabi Ibrahim dan anaknya nabi Ismail berdiri sejenak sebelum bekerja pada waktu membuat Kabah.

MATWAF, bagian tempat tawaf disekeliling Kabah diberi lantai marmer. Hanya sebatas marmer inilah ukuran luas Masjidil Haram dimasa Nabi Muhammad. Tempat ini sekarang disebut Matwaf atau tempat tawaf.

MAQAM IBRAHIM,pintu Bani Syaibah disebelah timur laut Kabah adalah tempat resmi ketempat tawaf. Antara pintu itu dan Kabah terdapat sebuah rumah kecil berkubah hijau , berdinding terali besi. Inilah Maqam Ibrahim, tempat utama untuk mengerjakan shalat. Disebut termpat utama karena disinilah imam berdiri untuk semua macam shalat jamaah di Masjidil Haram.

MAQAM TEMPAT IMAM, tidak seberapa jauh dari dinding Hajar Aswad terdapat sebuah rumah kecil tempat sumur Zam-zam yang sekarang berada di bawah lantai dan sebelah atasnya atas Makam Iman Syafii. Tiga makam lagi yaitu makam Imam Hanafi terletak sebelah barat, makam Imam Hambali disebelah tenggara dan makam Imam Maliki disebelah utara. Dahulu tempat-tempat ini dipergunakan oleh imam tiap mazhab pada waktu shalat lima waktu, sehingga tiap waktu shalat diadakan 4 kali berjamaah menurut mazhab masing-masing. Cara bermazhab ini sekarang ditiadakan.

REHABILITASI, sepanjang sejarahnya Kabah telah mengalami sedikitnya 10 kali pembangunan rehabilitasi yaitu :
- Pertama oleh malaikat
- Kedua oleh Nabi Adam
- Ketiga oleh Nabi Syits bin Adam
- Keempat oleh Nabi Ibrahim dan Ismail
- Kelima oleh Suku Amaliqah
- Keenam oleh Suku Jurhum
- Ketujuh oleh Qushay bin Kitab
- Kedelapan oleh Abdul Muthalib
- Kesembilan oleh bangsa Quraisy
- Kesepuluh oleh Abdullah bin Zubair

Setelah Quraisy, rehabilitasi dilakukan lagi pada tahun 683M oleh Abdullah bin Zubair yang diteruskan oleh Hajjaj bin Yusuf Al-Tsaqafi. Adapun yang sampai sekarang kita lihat adalah hasil pembangunan Sultan Murad IV Al-Usmani pada tahun 1630.

RUKUN-RUKUN KA’BAH, rukun yang dimaksud disini adalah rukun yang mengandung arti harfiahnya “Sudut atau Pojok”. Sudut yang berjumlah 4 buah tersebut yang terdapat pada bangunan Ka’bah, merupakan 4 rukun yang diutamakan didalam manasik haji. Rukun tersebut yaitu Rukun Yamani dan Rukun Hajar Aswad disebut “Dua Rukun Yamani” , karena tempat kedua rukun ini menghadap kearah negeri Yaman. Adapun dua rukun lainnya adalah Rukun Iraqi dan Rukun Syam yang disebut juga “Dua Rukun Syamiani” karena keduanya mengarah ke negeri Syam yang sekarang meliputi semua negara yang terletak dipantai Timur Laut Tengah seperti Yordania, Palestina, Suriah dan Libanon.

SEJARAH KABAH, disebutkan dalam sejarah bahwa pembangunan Kabah berlangsung 10 generasi. Pembangunan pertama dilakukan oleh Malaikat, dua ribu tahun sebelum Nabi Adam diciptakan, sebagai tempat thawafnya para malaikat dibumi. Selanjutnya dengan dibantu malaikat, Nabi Adam AS (ke-2) membangun kembali Kabah dan melakukan tawaf. Setelah Nabi Adam wafat , dibangun kembali oleh salah seorang putranya yaitu Syist, dengan menggunakan tanah dan batu. Kabah yang dibuat oleh Syist itu berdiri terus sampai zaman Nabi Nuh AS. Pada zaman Nabi Nuh inilah Kabah runtuh akibat terpaan topan dan banjir yang dahsyat.

Sejarah pembangunan Kabah sampai generasi ke 3 itu tidak terdapat baik dalam Al-quran maupun dalam hadis. Pembangunan Kabah generasi ke -4 dilakukan oleh Nabi Ibrahin AS dan putra beliau Nabi Ismail AS. Keterangan dimaksud terdapat dalam Al-quran Surat Al-Baqarah ayat 125 yang artinya ;
“Dan (ingatlah) ketika kami jadikan rumah (Baitullah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia, dan dijadikanlah maqam Ibrahim tempat shalat. Dan kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail untuk membersihkan rumahku itu bagi orang – orang yang tawaf, yang itikaf, yang ruku dan bagi yang sujud”

Ketika Kabah yang didirikan oleh Nabi Ibrahiim itu runtuh, maka pembangunan yang ke-5 dilakukan oleh suku Amaliqah. Ketika Kabah yang dibangun oleh suku Amaliqah itu hancur,, pembangunan yang ke-6 oleh suku Jurhum, kemudian yang ke-7 diperbaharui oleh Qushai bin Kilab, dimana beliau mengadakan perubahan terhadap ukuran dinding Kabah. Pembangunan ke-8 dilakukan oleh generasi Abdul Muthalib kakek nabi Muhammad SAW. Generasi ke-9 uang membangun Kabah adalah suku Quraisy. Mulai generasi inilah data –data pembangunan mulai dicatat sehingga hal ikhwal ka’bah dapat diikuti melalui berbagai tulisan para sejarawan.

KABAH DITINGGIKAN, generasi ke sepuluh dalam pembangunan Kabah adalah Abdullah bin Zubair, waktu itu menjabat walikota Mekah. Perubahan besar yang dilakukan oleh Zubair adalah meninggikan kabah dari 5 meter menjadi 15 meter, diberi atap, dan pojok utara dibuat tangga untuk naik ke atas loteng serta dihiasi dengan emas. Sepuluh tahun kemudian setelah Abdullah bin Zubair wafat, atas ijin Khalifah Abdul Malik bin Marwan, pintu barat yang dibuat Zubair ditutup dengan alasan untuk mengembalikan bangunan kabah kepada keadaan yang hampir sama dengan yang dibuat oleh Nabi Ibrahim AS.

BANJIR BESAR, pada tanggal 19 Syaban 1039H turun hujan lebat yang terus menerus mulai jam 2 malam sampai menjelang asar dan bersambung lagi sampai besoknya, 20 Syaban . Banjir besar menggenangi tidak saja Kabah dan Masjidil Haram tetapi seluruh rumah penduduk kota Mekkah. Kira-kira seribu orang meninggal waktu itu dan banyak pula hewan ternak yang mati. Sore hari tanggal 20 Syaban 1039 (hari Kamis) runtuhlah sebagian dinding Kabah, yaitu dinding Syami, sebagian dinding timur dan barat serta loteng atap pun ambruk. Menjelang magrib runtuhlah dinding serambi Kabah.

Hiruk pikuk dan ketakutan melanda masyarakat kota Mekkah, walikota Mekkah saat itu Mas’ud bin Idris bin Hasan segera memerintahkan agar tanggul pintu Ibrahim yang menjadi saluran air Masjidil Haram segera dibuka. Maka airpun mengalir ke hilir kota Mekkah.

Penjaga Kabah diperintahkan untuk masuk segera ke dalam Kabah dan mengeluarkan semua pelita dan 22 lampu – lampu yang terbuat dari emas. Salah satu diantaranya bertahtakan permata dan mutiara mutu manikam. Barang-barang tersebut diselamatkan dan disimpan di rumah Syekh Jamaludin Muhammad Abu Qasim Asy Syaibi.

Sejarah perkembangan
Ka'bah yang juga dinamakan Baitul Atiq atau rumah tua adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, surah 14:37 tersirat bahwa situs suci Ka'bah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim menempatkan Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut.
Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun (Kira kira 600 M dan belum diangkat menjadi Rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi kembali akibat bajir bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar Aswad namun berkat penyelesaian Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.
Pada saat menjelang Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah. Lingkungan Ka'bah penuh dengan patung yang merupakan perwujudan Tuhan bangsa Arab ketika masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Tuhan tidak boleh disembah dengan diserupakan dengan benda atau makhluk apapun dan tidak memiliki perantara untuk menyembahnya serta tunggal tidak ada yang menyerupainya dan tidak beranak dan diperanakkan (Surat Al Ikhlas dalam Al-Qur'an) . Ka'bah akhirnya dibersihkan dari patung patung ketika Nabi Muhammad mebebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah.
Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya'ibah sebagai pemegang kunci ka'bah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawwiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

Bangunan Ka'bah
Pada awalnya bangunan Ka'bah terdiri atas dua pintu serta letak pintu ka'bah terletak diatas tanah , tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi sebagaimana pondasi yang dibuat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Namun ketika Renovasi Ka'bah akibat bencana banjir pada saat Muhammad SAW berusia 30 tahun dan sebelum diangkat menjadi rasul, karena merenovasi ka'bah sebagai bangunan suci harus menggunakan harta yang halal dan bersih, sehingga pada saat itu terjadi kekurangan biaya. Maka bangunan ka'bah dibuat hanya satu pintu serta ada bagian ka'bah yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan ka'bah yang dinamakan Hijir Ismail yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi ka'bah. Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya. Karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang sangat dimuliakan oleh bangsa Arab.
Karena kaumnya baru saja masuk Islam, maka Nabi Muhammad SAW mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali ka'bah sehinggas ditulis dalam sebuah hadits perkataan beliau: "Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan Aku turunkan pintu ka'bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail kedalam Ka'bah", sebagaimana pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.
Ketika masa Abdurrahman bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibuat sebagaimana perkataan Nabi Muhammad SAW atas pondasi Nabi Ibrahim. Namun karena terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, penguasa daerah Syam (Suriah,Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Ka'bah akibat tembakan peluru pelontar (onager) yang dimiliki pasukan Syam. Sehingga Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka'bah berdasarkan bangunan hasil renovasi Nabi Muhammad SAW pada usia 30 tahun bukan berdasarkan pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim. Dalam sejarahnya Ka'bah beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan umur bangunan.
Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali ka'bah sesuai pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad SAW. namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah beliau. Sehingga bangunan Ka'bah tetap sesuai masa renovasi khalifah Abdul Malik


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Masjidil haram

Masjidil haram

AKTIFITAS PENGUNJUNG

Total Pengunjung

 
Support : Creating Website |Template| Wahyukris

Proudly powered by Blogger

Copyright © 2014. PT. MULTAZAM TOUR & TRAVEL PARE KEDIRI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Template